Jumat, 29 Maret 2024

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN - POWER POINT FILE

 Bagi teman - teman yang mebutuhkan file power point (ppt) tentang Konsep Dasar Inovasi Pendidikan dapat mengunduhnya di link di bawah ini :

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN.PPT

Semoga bermanfaat.

Terima Kasih sudah  berkunjung ke blog saya yang sederhana ini 😁

Makalah Konsep Dasar Inovasi Pendidikan

 

MAKALAH

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

 Dosen Pengampu :    Imam Mudin, M.Pd

 

 




 

 



Disusun oleh :

IFAN MAULANA (12520.9526)

 

 

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILI BANDUNG

2024


KATA PENGANTAR

 

            Alhamdulillahirobbil’alamin,puja puji syukur kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya makalah ini. Atas berkat rahmat – Nya makalah ini dapat selesai tepat waktu.

            Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Imam Mudin, M.Pd  yang merupakan dosen pengampu Mata Kuliah Inovasi Pendidikan ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu,sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

            Meskipun demikian penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, menjadi harapan bagi penulis guna perbaikan selanjutnya.

            Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT,serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Amin.

           

                                                                        Garut, 29 Maret 2024 

 

                                                                                                        Penulis

 


 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………..ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………...1

C. Tujuan .............................................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan..............................................………………………………..…….2

B. Sumber Terjadinya Inovasi.......................................................................…………...…………....4

C. Karakteristik Inovasi Pendidikan........................................... .........................................................8

D. Inovasi Pendidikan Agama Islam ..................................................................................................10

BAB III : PENUTUP

A.     Kesimpulan ………………………………………………………………………………....11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………....12


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

 

Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan dapat menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan akhirnya masyarakat akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi. Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan dan diselesaikan dengan memuat perubahan dan perkembangan yang menuju kearah kualitas pendidikan secara terprogram, terarah, intensif, efektif dan efisien.

Dalam memenuhi tuntutan yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka diperlukan perubahan atau inovasi dalam pendidikan seperti dalam bidang manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, dan implementasi kurikulum. Inovasi tersebut perlu dilakukan karena melalui program inovasi dalam bidang pendidikan, diharapkan kualitas pendidikan dapat terwujud dan memiliki kesesuaian dengan perubahan yang ada di masyarakat, sehingga pendidikan mampu mampu menciptakan masyarakat yang madani.

 

B.       Rumusan Masalah

1.    Apakah yang dimaksud Inovasi Pendidikan?

2.    Apa saja sumber terjadinya Inovasi?

3.    Apa karakteristik Inovasi Pendidikan

4.    Bagaimana Inovasi Pendidikan Agama Islam ?

 

C.      Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran.

2.    Untuk mengetahui sumber terjadinya Inovasi.

3.    Untuk mengetahui apa saja karakteristik Inovasi Pendidikan.

4.    Untuk mengetahui Inovasi Pendidikan Agama Islam

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Inovasi Pendidikan

Menurut Tjipto Subadi (2011) menjelaskan pengertian inovasi pendidikan, secara etimologi inovasi berasal dari kata latin innovation yang berarti pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Jadi inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) dalam buku Tjipto Subadi (2011) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional.

Inovasi (pembaharuan) terkait dengan invention dan discovery. Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Penemuan sesuatu (benda) itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan dengan bentuk kreasi baru. Discovery adalah suatu penemuan (benda), yang benda itu sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui orang. Jadi, inovasi adalah usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) baik invention dan discovery.

Menurut Muhammad Kristiawan dkk (2018) Innovation (inovasi) adalah suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa hasil diskoveri maupun invensi. Tujuan diadakan inovasi adalah untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan inovasi bersifat subyektif dan spesifik.

Menurut Syafaruddin dkk (2012) Inovasi Pendidikan adalah Istilah “inovasi” merupakan kata yang menarik dalam manajemen pada tiga dasawarsa belakangan. Para pimpinan bisnis dan politisi dalam memenangkan persaingan selalu menggunakan istilah inovasi atau perubahan radikal sebagai jargon kompetisi dan perjuang bisnis dalam kiprahnya.

 

Secara singkat inovasi dimaksudkan sebagai “pembaharuan”, baik berupa idea atau gagasan, kelakuan atau benda, sebagaimana dinyatakan bahwa: “An innovation is here defined as any thought, behavior, or thing that is new because it is qualitatively different from existing forces” demikian pendapat Barnett, (1953:7) sebagaimana dikutip oleh Asy’ari (tt:70). Pendapat lain dari Kluchnikov (1976) sebagaimana dikemukakan Mauegha (1982:90) membedakan antara perubahan, inovasi dan pembaharuan, yaitu: 1. Perubahan, adalah; mempunyai arti yang sangat luas dan tidak selalu harus berarti suatu peningkatan. Istilah ini mempunyai konotasi baik dengan kemajuan maupun dengan kemunduran. 2. Inovasi, berhubungan dengan pendidikan diinterpretasikan sebagai peningkatan dari teknik pendidikan yang relatif bersifat sebagian atau fragmentaris. Jadi secara umum hal ini terbatas pada perluasan dan peningkatan teknik pendidikan yang ada dan tidak mutlak harus bertentangan secara fundamental dengan praktik yang ada. 3. Pembaharuan, istilah ini juga berhubungan dengan peningkatan yang secara umum dapat meliputi beberapa aspek inovasi tetapi yang berkelanjutan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan atau penemu-an baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).

Menurut Rusdiana (2014:46) Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal­-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional. Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Beberapa pengertian Inovasi diatas , dapat disimpulkan bahwa Inovasi Pendidikan adalah suatu ide, gagasan, atau perubahan yang baru untuk menuju kearah perbaikan atau pembaharuan ke arah yang positif.  

 

 

 

 

 

B.     Sumber Terjadinya Inovasi

Ada beberapa masalah yang menyebabkan perlunya melakukan sebuah inovasi dalam pendidikan, seperti beberapa hal yang dikemukakan oleh Drucker (1993) dan juga dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) sebagai sumber terjadinya inovasi yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

1.   Kondisi yang tidak diharapkan (The unexpected).

Pembaharuan cenderung didasarkan pada hasil perencanaan manusia itu sendiri. Dengan munculnya kondis yang tidak diharapkan manusia (unexpected condition), seperti mutu layanan pendidikan di sekolah yang sangat rendah, pengelolaan dana pendidikan tidak efisien, proses promosi guru yang berjalan tidak sesuai harapan. Hal ini terjadi karena pengelolaan administrasi tidak berjalan secara profesional. Kondisi yang tidak sesuai dengan harapan tersebut dapat mendorong untuk berpikir inovatif agar sisitem aplikasinya lebih baik.

2.   Munculnya ketidakwajaran (The incongruity)

Ketidakwajaran dapat muncul selama proses pendidikan di sekolah atau pada hasil yang dicapai. Seperti rumitnya sebuah prosedur administrasi di sekolah, sehingga ketidakwajaran tersebut dapat melahirkan inovasi baru, misalnya dengan menyederhanakan prosedur, menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk berbagai keperluan sekolah. Munculnya hal-hal yang negatif tersebut dapat menstimulus seseorang untuk membuat keputusan inovatif dalam pendidikan.

3.   Ketidaksesuaian antara Pendidikan Formal dengan Kebutuhan Dunia Kerja.

      Perubahan jenis tenaga yang diperlukan pasar tenaga kerja misalnya merupakan sumber inspirasi bagi sekolah untuk membuat suatu keputusan inovasi dalam lembaga sekolah. Pada saat ini ada ketidak sesuai antara keahlian yang dipersiapkan di dunia pendidikan dengan dunia kerja. Tantangan besar lembaga pendidikan adalah kemampuannya dalam menyediakan kebutuhan tenaga kerja bagi dunia usaha. Pada masa kini, masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu diandalkan untuk melahirkan generasi yang siap bekerja dengan pembekalan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Dengan demikian pengajaran yang berbasis teoritis diarahkan kepada pelatihan yang bersifat praktis, program pengembangan diri yang lebih berorientasi pada pengembangan keahlian.

5.      Kemajuan Perkembagan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat dan menjadi bagian dari kehidupan manusia yang sangat integral. Kemajuan tersebut memengaruhi seluruh kehidupan manusia baik di bidang sosial, ekonomi, politik, pendidikan, maupun di dalam kebudayaan. Pendidikan merupakan satu segmen dalam kehidupan manusia yang sangat dinamis untuk memperoleh perubahan, karena pendidikan merupakan bagian yang sangat integral dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan demikian guru dituntut untuk terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat luas.

5.  Tuntutan Sosial dan Budaya

      Bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang memadai sesuai tuntutan zamannya. Berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi perkembangan kebutuhan manusia dan juga perkembangan budaya. Tuntutan sosial kekinian menjadi keniscayaan yang harus diperhatikan dan fasilitasi. Dunia pendidikan juga harus mampu tuntutan tersebut. Dunia pendidikan juga harus memiliki relevansi yang baik dengan dunia kerja agar output lembaga pendidikan dapat menjawab tuntutan sosial.

6.      Kebutuhan akan Pendidikan yang Lebih Baik

Banyaknya lembaga pendidikan yang ditawarkan pada masa kini membuat masyarakat semakin selektif untuk memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan ideologi mamupun nilai kehidupan yang dianut. Bahkan masalah biaya pendidikan terkadang tidak dipedulikan yang penting sesuai dengan ideology maupun nilai hidup yang dianut. Upaya inovasi dalam pendidikan sangat erat kaitannya dengan tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini. Salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tersebut menjadi bagian yang mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya masyarakat mendambakan pendidikan yang lebih baik, namun di sisi lain, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik sangat terbatas. Dengan kondisi demikian, munculah kompetisi atau persaingan yang sangat ketat di institusi pendidikan. Kompetisi tersebut melahirkan sekolah-sekolah favorit atau unggulan.

 

7.      Kondisi Demografis (Demographies)

Variasi kondisi demografis memunculkan variasi terhadap perilaku individu dalam suatu lembaga pendidikan. Di sekolah-sekolah tradisional yang tidak memiliki fasilitas penerangan (listrik) misalnya, seorang kepala sekolah tidak akan pernah berfikir menghimpun dana untuk membeli oberhead projector atau televise dalam rangka membantu kelancaran proses belajar mengajar. Kondisi demografis juga memberi efek terhadp prilaku individu dalam suatu sekolah dan perilaku peserta didik secara keseluruhan. Contoh di daerah pertanian, yang guru dan orang tua peserta didik melakukan usaha tani, angka membolos (absenteism) cenderung meningkat pada saat memulai penggarapan lahan atau pada saat musim panen tiba. Pemahaman terhadap kondisi demografis ini sangat diperlukan, terutama untuk membuat terobosan baru dalam rangka menanggulangi serba keterbatasan. Berdasarkan kondisi geografis ini seyogyanya guru tidak boleh pasrah dengan keadaan, misalnya keterbatasan alat bantu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik. Mengapa tidak alat peraga tersebut diambil dari alam atau peserta didik dibawa kea lam terbuka. Untuk memfasilitasi proses kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang terbatas akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Dengan demikian lembaga pendidikan harus menyiasati keterbatas yang ada agar mampu menyukseskan pembelajaran.

8.      Pengetahuan Baru (New knowledge)

Para guru dan staf sekolah lainnya dalam suatu lembaga pendidikan dapat memperoleh informasi baru dari berbagai sumber bacaan, forumforum ilmiah, lokakarya, penataran, pelatihan, internet dan sebagainya. Pengetahuan baru ini juga dapat diperoleh melalui eksperimen berskala kecil (sekarang sedang tren di sekolah ‘penelitian tindakan kelas’) yang dilakukan sendiri atau kelompok atau penerapan eksperimen para ahli. Dilihat dari sumbet terjadinya perubahan dan pembaharuan, pengetahuan baru sebagai sumber inovasi dapat dibedakan menjadi dua kategori (Sudarwan Danin, 2002:153) yaitu Pertama perubahan-perubahan yang bersifat adaptif pada satu pihak dan pengembangan dipihak lain. Kedua, perubahan-perubahan yang bersifat alokatif pada satu pihak dan inovatif dipihak lain.

9.  Perubahan persepsi, suasana dan makna (Changes in perception, mood and meaning) Inovasi yang bersumber dari perubahan persepsi, suasana dan makna, pada umumnya disebabkan penerimaan dan penafsiran individu atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Informasi ini dapat diperoleh melalui media massa, (seperti surat kabar, televisi, radio, majalah), internet dan juga dapat diperoleh berdasarkan pengalaman lapangan seperti karyawisata.

 

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber inovasi terdiri dari  (1) berasal dari individu sebagai bagian dari system social; (2) berasal dari organisasi/lembaga sebagai bagian dari system social dan (3) berasal dari kondisi lingkungan alam atau demografis.

1.    Berasal dari individu sebagai bagian dari system social maksudnya bahwa sumber-sumber inovasi dapat muncul dari individu sebagai pribadi. Individu yang bagaiamana yang menjadi sumber inovasi ? Adalah individu yang memiliki karakteristik pribadi  seperti sikap terbuka terhadap perubahan, kreatif, rasa ingin tahu yang kuat tentang sesuatu, dan sebagainya. Sifat-sifat pribadi tersebut senantiasa memunculkan kebutuhan-kebutuhan tentang sesuatu. Kebutuhan akan perubahan, kebutuhan akan adanya jawaban terhadap permasalahan, kebutuhan  akan informasi dan sebagainya. Kondisi isi akan memunculkan rasa ingin tahu,  pencarian tentang sesuatu (ide, gagasan, cara, metode dsb.), berani bereksperimen, melakukan research. Di sekolah sumber inovasi bisa datang dari pribadi-pribadi guru, yang berangkat dari adanya masalah dan tantangan yang dihadapi. Munculnya keinginan atau kebutuhan untuk menyelesaikan masalah dan tantangan tersebut. Misalnya masalah dalam menerapkan metodologi penelitian, masalah prilaku menyimpang para siswa, maslah prestasi beljar siswa, masalah lanjutan studi sisw dan sebagainaya. Guna terpenuhinya kebutuhan atasa masalah tersebut, guru melakukan penelitian, eksperimen, mencari informasi dan pengetahuan baru sehingga melahirkan suatu ide baru, gagasan-gagasan baru yang dapat diaplikasikan di sekolah.

2.    Kelompok/organisasi dalam suatu system social, Sumber inovasi bisa berasal dari suatu organisasi atau kelompok social, misalnya lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM), orgnisasi kemasyarakat, lembaga keagamaan, sampai pada lembaga pemerintahan (eksekutif, legislative dan yudikatif). Semua lembaga atau organisasi tersebut bisa menjadi sumber inovasi. Termasuk di dalamnya adalah aspek norma-norma social, nilai (value), para pemegang otoritas, pejabat, agen perubahan dalam suatu organisai, kepala-kepala lembaga penidikan (ilmuwan) juga dapat menjadi sumber inovasi.

3.   Kondisi Lingkungan Alam (demografis); Kondisi lingkungan alam sekitar termasuk di dalamnya sumber daya alam yang ada dalam suatu system social dapat menjadi pemicu terjadinya inovasi atau pembaharuan. Atau sebaliknya, dapat menghambat proses terjadinya proses pembaharuan atau inovasi.

 

C.    Karakteristik Inovasi Pendidikan

Menurut Muhammad Kristiawan dkk (2018) Karakteristik Inovasi Pendidikan bisa dipahami berdasarkan kata Karakteristik dan Inovasi Pendidikan. Karakteristik adalah ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode yang di rasakan atau di amati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan.

Karakteristik inovasi pendidikan antara lain relative advantage, artinya relatif berguna dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya; compatibility, artinya apakah inovasi tersebut akan konsisten terhadap nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan para adopter; testability, artinya seberapa jauh inovasi tersebut bisa diujicobakan di sekolah-sekolah atau di lembaga pendidikan; observability, artinya apakah inovasi tersebut dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada peserta didik dan Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut; complexity, artinya apakah guruguru memerlukan pelatihan untuk mengaplikasikan inovasi tersebut dan apakah akan menambah tugas kerja guru.

Cepat lambatnya penerimaan inovasi, termasuk inovasi pendidikan oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi. Menurut Rogers (1983: 14­15) dalam bukunya Rusdiana (2014:91), karakteristik inovasi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi dapat diadopsi.

2.   Kompatibel (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Sebagai contoh, jika inovasi teknologi pendidikan, yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Di antara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan yang lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuankemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.

3. Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan manggunakan inovasi bagi penerima.

4. Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.

5.  Dapat diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau tidaknya suatu hasil inovasi oleh penerima.

 

Menurut Rogers dan Shoemaker (1987:26) dalam bukunya Syafaruddin dkk (2012)  kebaruan dalam inovasi itu diukur secara subjektif, menurut pandangan individu yang menangkapnya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi (bagi orang itu). Dalam hal ini “baru” dalam ide yang inovatif tidak berarti harus baru sama sekali. Dari contoh di atas, tampak bahwa inovasi memiliki beberapa ciri. Adapun ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers adalah sebagai berikut:

1)  Adanya keuntungan relatif, yaitu sejauh mana satu inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau dari faktor sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Dengan semakin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi. Dalam hal ini penggunaan kompor gas yang lebih hemat telah memberikan keuntungan pada banyak pihak.

2)  Bersifat “kompatibel”, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut maka tentu saja penyebaran inovasi akan lambat, bahkan terhambat.

3) Bersifat “kompleksitas”, yaitu suatu inovasi memiliki tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya. Misalnya, penyuluh kesehatan memberitahu masyarakat pedesaan untuk membiasakan memasak air yang akan diminum. Sedangkan masyarakat tidak mengetahui tentang teori penyebaran penyakit melalui kuman yang terdapat pada air minum, tentu saja penyuluhan, ajakan atau imbauan tersebut sukar untuk diterima, sebelum penyuluh kesehatan memberikan pengarahan tentang penyebaran berbagai penyakit yang berasal dari air minum dan sanitasi yang tidak sehat.

4) Bersifat “triabilitas”, yaitu suatu inovasi yang ada apakah dapat dicoba atau tidak dalam kehidupan penerima. Suatu inovasi harus benar-benar dapat dicobakan oleh penerima. Misalnya, penyebaran secara luas penggunaan bibit unggul padi “gogo” akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.

5)  Bersifat “observabilitas”, yaitu suatu inovasi benar-benar dapat diamati hasilnya atau keuntungannya. Karena itu inovasi harus mudah diamati hasil yang ditimbulkannya. Misalnya, untuk mengajak para petani yang tidak dapat membaca dan menulis dalam belajar membaca dan menulis. Namun tindakan tersebut tidak segera diikuti oleh para petani karena mereka tidak cepat melihat hasilnya secara nyata.

 

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik inovasi pendidikan antara lain 1) keunggulan reatif, manfaat, menguntungkan pengguna, ekonomis, kepuasan pengguna; 2) kompleksitas, kerumitan, tingkat kesulitan; 3) kompatibilitas, kesesuaian dengan nilai, kesesuaian dengan pengalaman, kesesuaian dengan kebutuhan; 4) trialabilitas, dapat diuji coba, bergerak dan fakta; dan 5) observability, dapat diamati, terlihat, dapat dirasakan.

 

D. Inovasi Pendidikan Agama Islam

            Kejayaan Islam dalam ilmu pengetahuan mengalami kemunduran setelah kota Baghdad yang merupakan pusat ilmu pengetahuan dihancurkan oleh tentara Mongol pada 1258. Jackson (Ed).(1978:186-243) Meskipun kejayaan Islam masih berlanjut hingga berakhirnya Turki Ustmani, namun dalam bidang ilmu pengetahuan umat Islam mengalami kemunduran, karena umat Islam ketika itu kurang tertarik kepada sains, sebagaimana umat Islam pada masa sebelumnya. Ummat Islam mulai sadar akan ketertinggalannya dari dunia Barat pada sekitar abad ke-19. Negara Islam di bagian Barat dan Timur membuka mata umat Islam untuk menyaingi Barat. Dengan demikian, jelaslah bahwa penyebab lahirnya inovasi dalam pendidikan Islam bukan akibat adanya pertentangan antara kaum agama dan ilmuwan sebagaimana dalam agama Kristen, melainkan karena adanya perasaan tertinggal dari kemajuan dunia Barat.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Barat telah menggeser pandangan hidup manusia serta melahirkan terma-terma baru, seperti nasionalisme dan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana paling penting bukan hanya sebagai wahana konservasi dalam arti tempat pemeliharaan, pelestarian, penanaman, dan pewarisan nilai-nilai dari tradisi suatu masyarakat, tetapi juga sebagai sarana kreasi yang dapat menciptakan, mengembangkan dan mentransfornasikan umat ke arah pembentukan budaya baru. Oleh karena itu, tokoh-tokoh pembaharuan Islam banyak menggunakan pendidikan Islam, baik yang bersifat formal, non-formal, untuk menyadarkan umat kembali kepada kejayaan Islam seperti masa lampau.

Pelaksanaan inovasi pembelajaran berdasarkan alasan-alasan tertentu. Sebagaimana Hasbullah (2006:191) merumuskan, hal yang menuntut diadakannya inovasi pendidikan di indonesia di antaranya; Alat Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pertambahan penduduk, meningkatkan amino masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, menuntut kualitas pendidikan, kurang adanya relevan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat dan belum mekarnya organisasi yang efektif. Dalam Islam juga di perintahkan tentang pembaharuan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Hasyr ayat 18;


 


 Artinya :    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr [59]: 18).   

Begitu juga dalam surah Ar-Ra'd ayat 11, dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum manakala kaum itu enggan merubahnya;

 

 

 

 

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Ra'd [13]: 11) 

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam tidak lebih tahu tentang ilmu dunia dibandingkan para shahabatnya. Di antara buktinya adalah hadits dari Anas tentang mengawinkan kurma; 



                            Suatu ketika Nabi shallallahu „alaihi wa sallam melewati sahabatnya yang sedang mengawinkan kurma. Lalu beliau bertanya, “Apa ini?” Para sahabat menjawab, “Dengan begini, kurma jadi baik, wahai Rasulullah!” Beliau shallallahu’alaihi wa sallam lalu bersabda;

                                                        

“Seandainya kalian tidak melakukan seperti itu pun,  niscaya kurma itu tetaplah bagus.”

Setelah beliau berkata seperti itu, mereka lalu tidak mengawinkan kurma lagi, namun kurmanya justru menjadi jelek. Ketika melihat hasilnya seperti itu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya;  

 


“Kenapa kurma itu bisa jadi jelek seperti ini?”

Kata mereka, “Wahai Rasulullah, Engkau telah berkata kepada kita begini dan begitu…” Kemudian beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda;


 

                                                          

“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.”

(HR. Muslim, No: 2363)

 

Berdasarkan ayat dan hadits Rasulullah SAW di atas dapat difahami bahwa Islam pun mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu melakukan perubahan atau pembaharuan (Inovasi) untuk menuju masa depan yang lebih baik. Islam memuliakan manusia sebagai khalifah dibumi dengan dibekali alam dan akal untuk dapat mengelolanya. Hal ini dimaksudkan agar manusia mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Inovasi pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan atau untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan Inovasi pembelajaran adalah sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Tujuan inovasi tersebut yaitu untuk memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaaan pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi dimasyarakat.

     Karakteristik inovasi pendidikan antara lain 1) keunggulan reatif, manfaat, menguntungkan pengguna, ekonomis, kepuasan pengguna; 2) kompleksitas, kerumitan, tingkat kesulitan; 3) kompatibilitas, kesesuaian dengan nilai, kesesuaian dengan pengalaman, kesesuaian dengan kebutuhan; 4) trialabilitas, dapat diuji coba, bergerak dan fakta; dan 5) observability, dapat diamati, terlihat, dapat dirasakan.



DAFTAR PUSTAKA

 

 

Al Qur’an. Bandumg : PT Dinamika Cahaya Pustaka. Graha Jabar Ekspres

 

Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

 

Inovasi (Def 1 dan 2) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  Online. Diakses melalui http://kbbi.web.id/inovasi, 23 September 2019.

 

Mesiono, Syafaruddin, Asrul . 2012. Inovasi Pendidikan (suatu analisis terhadap kebijakan baru pendidikan). Medan : Perdana Publising.  

 

Muhammad Kritiawan, dkk. (2018). Inovasi Pendidikan. Babadan Ponorogo: Wade Group

 

Rusdiana. H.A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

 

Subadi, Tjipto. 2013. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.







Bagi yang membutuhkan filenya bisa di download di link di bawah ini :


MAKALAH KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN.WORD


Makalah Konsep Dasar Inovasi Pendidikan - Ifan Maulana.pdf


KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN.PPT


Terima Kasih sudah berkunjung ke blog saya yang sederhana ini 😁😁